About Me

Foto saya
Indonesia
Analytic person, Fantastic dreamer, Sensitive feeling, but actually I am kind, friendly and fun

Senin, 09 Agustus 2010

Tue-morning

Pagi..., ^^
Pagi yang dingin tapi matahari menampakkan dirinya loh..

Pagi ini saya berusaha merapihkan rencana saya, tapi saya menemukan banyak kendala di kepala saya. Saya berusaha mencari jalan keluar dan meyakinkan diri saya. Sembari menunggu adakah jalanNya yang cukup meyakinkan saya.., saya masih belum mempunyai keputusan akhir.
BeCoz I think there's no try, just do or do not..

Saya butuh masukan, saya butuh motivatorik, saya juga butuh realitas.
Sejenak pembanding ini teralih pada teman-teman seangkatan saya. Entahlah pemikiran mereka sangat-sangat berbeda jauh dengan saya. Haruskah saya menyalahi diri saya karena saya pikir saya salah melangkah. Saya pikir tidak sulit menyeragamkan visi, asal seseorang bisa menguasai emosi dirinya.

Entahlah, saya melihat ini semua dengan sangat kompleks, dan disatu sisi "tidak seharusnya demikian, merasa kasihan".

Kau tidak akan pernah mengerti ini. Seorang penulis terbaik sekalipun tidak mampu merasakan mengapa demikian tanpa terjun langsung di dalamnya.

Katakanlah saya sedikit tertarik pada psikologis manusia. Saat saya bertemu pertama kali dengan orang yang ada di hadapan saya, saya dapat menangkap getaran negatif atau positif dari seseorang, dan saya dapat menggolongkan manusia seperti apakah orang di hadapan saya ini. Saya tertarik dengan hal tersebut dan saya bisa mengaplikasikannya dengan 'meutika tehne'. Begitu orang Yunani bilang tentang metode eksplor author saya ini. Tapi dalam kompleksitas taraf seperti ini sulit sekali menebak apa yang ada di pikiran orang-orang sekeliling ini. Jika saya katakan picik, tapi mereka mampu menimbang fenomena sekecil apapun dan mampu mencari kesalahan sekecil apapun, tentunya tanpa melihat kesalahan terbesar mereka. Inilah yang membuat saya bersukur tak henti-henti pada Tuhan karena saya merasa pola pikir saya tidak serumit ini dan sepicik ini.

Jika masalah ini dikaitkan dengan iman, bisa dikatakan warna mereka sebagian besar hitam, atau abu-abu jadi-jadian. Tidak ada kata tulus karena implus hitam akan menyebarkan warnanya. Jika begini saya hanya bisa mencari jalan keluar as soon as possible. Hppphhhfff...


Baiklah, kamu, kamu akan menolak pemikiran mengapa ada manusia yang melepaskan satu-satunya hal yang menjadikan mereka hidup atau mati, "keyakinan". Banyak orang tak ambil pusing atas hal ini. Karena sebagian besar dari mereka terlahir dengan dogmatis maka mereka tidak ingin mengambil risiko dari kerangka yang telah ditetapkan.
Dari hasil penelitian dan klasifikasi saya, adalah manusia yang ber-IQ > 133 yang mampu bergulat pada kalang-kalutnya fenomena di dunia ini ; mereka yang membaca banyak halaman; dan mereka yang sering berada dalam kesendirian. (kenapa tulisan ini jadi pake metode observatif -_-")

Kembali ke topik awal, Begini, sebagian dari orang-orang tersebut adalah orang-orang yang tidak mendapatkan rasa nyaman dari siapapun. Dia akan hidup dengan pernyataan liberalisasi sejadi-jadinya dari sisi ia sendiri. Tentu saja hal ini bersifat causalitas. Dan penyebab awalnya pun adalah karena kekecewaan atau kegagalan postulat yang menghardik mereka. Penyebab selanjutnya adalah didikan dini yang sangat minim dari tangan dingin seorang Ibu bijak.

Dan Faktanya adalah mereka tetap hidup dengan 'keren'nya dari prinsip tersebut.

Saya akui saya bukan manusia yang pantas untuk berkata ini-itu, atau lepas dari pandangan subjektif, atau juga dapat memberi alasan yang tepat tanpa hal-hal dogmatis di kepala saya ini.
Itulah kenapa saya bilang kompleksitas taraf tinggi dan kamu tidak dapat menjelaskannya kecuali kamu berada di tengah-tengahnya dan mampu merasakannya.

Yasudalahh, daripada pembicaraan ini juga semakin kompleks karena jadinya kemana-mana,, saya paparkan saja harapan saya ;

I wish I can graduate as soon as possible and useful to everyone so prove that I'm awesome as I think