About Me

Foto saya
Indonesia
Analytic person, Fantastic dreamer, Sensitive feeling, but actually I am kind, friendly and fun

Senin, 23 April 2012

Anxiety-ness

Maaauuu cuurrrhhaaaatttt.. T.T
Butuh muara keluhan, muara refleksitas, muara segala kekhawatiran...
Tuhan.., anggap saja ini sebuah perbincangan untuk Mu yah.. Saya bingung mencari aliran air dan utusan Neptunus.. Mudah2an sekarang utusannya udah pake signal elektromagnetik aja.. Ngga pake aliran air lagi.. huhuhu..

Tuhan, sekarang saya benar-benar sendirian.. Satu, dua, bahkan sudah beberapa dan tidak menemukan regenarasi partikular sel-sel baru. Tuhan, saya rindu aquarius terbaik saya.. Tempat saya leluasa mondar-mandir, berjejal resah, dan menemukan kenyaman karena keistimewaan habitus avatar ïtu.. Mereka sudah beradaptasi dengan baiknya, Dan saya kekeringan disini..

Tuhan, saya takut, cemas, khawatir tentang sesuatu yang belum pasti. Saya lelah, ristrik, dan gelisah tak keruan.. Saya mendewakan sebuah posisi, excited ketika mampu dibacakan semua rasionalitas dan sejengkal logika ini, tapi kerdil ketika ditelanjangi segala isinya yang memang tak seberapa. Ahh, itu sih bukan masalah. Masalahnya mungkin adalah ketika semua dipermudah, ini terasa dipersulit.
Ini yang membuat saya tegang luar biasa. Iya, saya memilih jalan sulit pada yang semestinya bisa sangat gampang dilewati. Saya merasa sudah sangat berhati-hati berjalan. Menyingkirkan segala prejudices untuk memfokuskan pada naturalitas. Berusaha tidak mau dan tidak akan berepetisi pada sistem kesalahan baru buah proyeksi dari representasi yang lama..
Tapi semakin hati-hati, semakin kaku. semakin lelah, semakin tidak tahu arah..
Semakin menyalahi masa lalu, menyalahkan perkembangan psikis, menyalahi kematangan tanpa fondasi.
Tuhan, mohon permudahlah,.. Dengan sangat Tuhan.. Dengan sangat...
Satu-satunya yang mentendesikan raga dan metafisis ini..

Saya merasa rasa haus sudah terhujani yang tidak semua orang merasakan hal yang sama. Persetan dengan formalitas baku. Jalan hidup kita kan tidak ada yang tau. Iya, saya juga cemas luar biasa karena saya bukan manusia beruntung yang terfasilitasi untuk berbelok kemana saja. Tapi ahh, masa bodo! Hidup cuma sekali, dan disini adalah elemen penting yang memang harus saya dapati. Kepastian cuma ketidakpastian itu sendiri.

Diberkahi dan dibekali peruntungan determinasi yang tidak semua orang memilikinya. Indah, jika saya tahu pisau mana yang bisa saya gunakan untuk mempertajamnya.
Yasudah, tidak satupun dari para penonton ini yang menghidupi saya kan?! Nalar yang terlalu pragmatis. (Situasi pembelaan dengan kecemburuan nurani..)

Diam, tenang, dan lepaskanlah semuanya disaat memang harus dilepaskan. Ketika semua pintu tertutup, karena kita hanya memegang satu kunci untuk membuka satu pintu potensialitas.
Keep calm down, iya candumu itu akan selalu bersamamu dear..
Candu yang memang seharusnya dicandui dan tercandui... Duhai candu prima kausa-ku..
Dalam kemirisan, kegemingan, dan kegelisahan, cuma ini yang bisa budak proletar ini harapkan.. Dengan sisa-sisa serpihan harapan yang sudah tidak berbentuk, tapi masi ber-desire...
Ohh, qo terasa pilu yaa.. Seseroang bilang saya ini 'psycho' karena hal semacam ini. Yak, mungkin karena hidup anda terlalu ringan, dan saya weightness.. If you were in my shoe, you will be fallin down at my first step. Mungkin karena itu mereka juga diberikan yang ringan-ringan saja. Hffpphh.. Saya bahkan pernah jadi percobaan analisis seorang psikologis yang idealnya punya capabiity untuk men-judge saya, iya mindset dan prinsip saya katanya mempengaruhi hidup saya, BUT hasilnya sangat signifikan loh.. Berani berprinsip, berani berkonsekuensi. Dan sah-sah aja selama yang menjalaninya kuat. Ya iyalah wong saya masih waras sewaras-warasnya.  (Inner direction-inner piece, inhale-exhale)

Semangaaatttttt!! hap hap hap

Sabtu, 21 April 2012

21 April

Sesibuk apapun saya di masa krusial ini, kata tidak akan saya lewatkan untuk hari perempuan se-Indonesia ini, sebagai salah satu dari fanatik feminisme. :)

yang membentuk,
Emansipasi.
Membuka titik subordinat identitas kedua, memberikan kesamarataan pada ruang publik dan keluar dari ranah domestik.

yang terharap,
Aku hanya ingin mandiri, terlepas dari segala rasa ketergantungan.

Satu lagi,
Beberapa dari mereka  berjuang dengan pedang ataukah memilih berjuang dengan pena??!

Happy Kartini's day for every open minded's woman.. ^^

Selasa, 10 April 2012

My Reflection Phase

Hello April, however you're not my month anymore, but I'm still waiting another good things from you.
Yap, actually true about my prediction. Keadaan menyudutkan saya semakin bias karena sedang berusaha memisahkan diri dari fase cermin dan realitas imajinasi.
Ohh God, lapak yang saya suguhkan selama ini terimplikasi secara orisinil hanya dalam satuan digit halaman TT__TT
Bagaimana ini bagaimanaaa..., seorang mahasiswa hanya menyuguhkan secondary resource. Buat apa ini ceritanya mindahin ensiklopedi primer hah? 
Oh dear, karena ini terlalu konkret, Saya tidak bisa membahana meruang dalam kata, dan merongga karena ingin meluap. Satu-satunya korban inspirasi malah adDeection, dia yang bakal membuka refleksi kritis ini. Tau gini, seluruh waktu sebelum ini saya baca tetralogi supernova, akar, dan kawan-kawan deehhh, benneerraaannn!!!
Nih yah intropeksi kesalahan terbesar saya adalah, Yak, saya tidak suka membaca kawan :'(
Hari-hari terlewati dengan perasaan ketar-ketir luar biasa. Gelisah tak keruan. Intensitas kualitas kepada Yang Mahakuasa, terus terang menurun. Entahlah, raga melemah seiring harapan yang pernah hilang. Tidak ada doa panjang lebar yang saya panjatkan. Tentu saja bukan karena semuanya tercukupi, tapi mungkin karena memang tidak tau cara memohon dengan baik. Setiap hari adalah repitisi dosa yang pernah direfleksikan mendalam. Rasanya ingin tenggelam menarik semua masuk bersama gelap. Tidak ingin melihat apapun dan mendengar siapapun. 
Dan hal konyol terakhir yang setiap hari saya lakukan adalah, melihat gambar 'editan gila' itu. Menangkap setiap detik episode, Dan tidak, tidak akan saya lewatkan satu episode pun tentang dia. Malam dipenuhi keidiotan memandangi setangkap bayangan berwarna hingga mata letih dan terpejam. Sambil sesekali berkomat kamit, mengharap lebih. Kamu seperti kompas buatku. Iya, kompas! Karena kamu memberikan saya arah. Memberikan saya energi bahwa dunia tidak seberantakan yang saya bayangkan. Ada kamu yang bertahan dengan hebatnya. Ahh, saya juga ingin memperbaiki diri agar seperti kamu, ada yang bisa saya banggakan. "Jutaan engkau kini turun membanjiriku. Tidak akan pernah aku meluap, Kan ku buka semua celah untuk menyerapmu"...
Oh sudah waktunya kah? Sudah harus bangun dari tidur yang sangat panjang ini? Tidak, bahkan dalam mata terbuka pun, hebatnya saya, masih bisa bermimpi.