About Me

Foto saya
Indonesia
Analytic person, Fantastic dreamer, Sensitive feeling, but actually I am kind, friendly and fun
Tampilkan postingan dengan label Tears. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tears. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Februari 2012

:[

Ibu...
Semenyakitkan rasa satu atau dua tahun yang lalu,
ternyata lebih menyakitkan adalah hari ini...
Butuh pelukanmu yang lebih ampuh dari dopping apapun.. 

Selasa, 13 Desember 2011

Beyond possibilities

Dari sini semua nya akan dimulai. Dari pencarian sebuah karakter dan jati diri. Dari mencari prinsip serta arti hidup. Jangan tanyakan segala keterlemparan yang kini menjadi stratifikasi atas sebuah nama. Biarkan saja resah berjejal mencari-cari kepastian dalam ketidakpastian.

Dalam kegamangan, mencoba berlari yang entah sampai kapan, atau paling tidak mengingkari semua ini sampai saat yang tepat, tidak pernah aku menjauh dariMu Tuhan.. Dalam keterpurukan yang menyalahi segala determinasi, tapi tidak pernah menyalahi takdirMu. juga tidak pernah mempertanyakan kenapa..
Tentang dia yang selalu ada dalam perbincanganku denganMu, dalam kebutaan arah, sembari mempertegas konsistensi ucap dan perilaku, akan kah kau membalasnya setimpal?

Meyakinkan semuanya kepadaMu. perihal indah di waktu yang tepat, sembari menerka-nerka siapa, kemudian berputar arah, terkadang up dan kemudian down. mencoba bersukur kau buka kan satu per satu kelemahan, lalu ku anggap itu sebagai petunjuk. mencoba memaknai ini adalah caraMu melunakkan aku dan fikiranku...

Senin, 11 April 2011

Unbearable tears...

Rasa sudah tak tertahan lagi Tidak kuat lagi.. Membayangkan di dunia ini hanya aku sendiri, berdiri di perbatasan tanah, udara, dan air, itu lebih aman. Karena para manusia hanya muncul sebagai pemakan sesamanya.

Bagaimana harus kudeskripsikan rasa ketertekanan ini.. Luar biasa sekali. Entahlah, terkadang aku merasa hidup terlalu absurd untuk berharap. Karena sudah ada hierarki yang tak dapat lagi diubah. Untuk apa kita bermain di panggung dan arena ini atas skenario yang sudah ada. Tertawalah atas skenario yang bahagia, dan peraduan air mata?! Telan saja air matamu. Itu tidak akan mengubah apapun keadaannya. Sutradara harus memformat ulang nantinya. Atau bagaimana kalau bertukar peran saja?! Buang khayalanmu. Inilah keterlemparan! Ikuti saja aturan mainnya. Itulah sebaik-baiknya kehidupan.

 Aku, berada di titik yang selalu ku ingkari. Subjek aksen dan subordinat dari representasi diri ku yang nyata. Sederhananya, aku selalu memungkiri realitasku kini. Mungkin karena buah mimpi ini berlebihan. Mungkin karena tidak menerima kenyataan. Mungkin terlalu angkuh. Mungkin terlalu berharap. Mungkin terlalu naif. Mungkin, mungkin, dan mungkin...

Harusnya aku menikmati hari-hariku seperti manusia 22 tahun lainnya. Puas sebagai civitas academia, berbagi kasih, dan sekarang, sudah terspesialisasi. Lebih dari itu, sekarang sudah ada di bangku para manusia dewasa. Harusnya aku melebur, tidak serigid ini. Harusnya aku menerima semua prasangka dan judgement yang tertuju padaku. Begitu saja, tidak mengelak, dan inilah aku. Maka sekarang aku tidak kesulitan mencari reason tentang apa yang sebenarnya aku inginkan. Bias...

Apa ini kebahagiaanku?! Tentu tidak. Ini sempit, ini nyata, ini absurd, ini kerdil, ini penistaan. Atas kekufuran yang dilakukan adalah Ratu. Atas ambisi yang terselubung adalah Tuan-Tuan yang menggerakkan. Maka aku adalah serdadu-serdadu pioneer. Kita lihat seberapa Hebat Sang Ratu Iblis dan Tuan-Tuan Jahanam itu bertahan. Atau dunia memang sudah terbolak-balik. Kalau begitu aku yang harusnya menyingkir. Atau menjadi Duryudana saja. Oposisi terkisah yang ingin kuubah ahir ceritanya.

Ikuti saja aturan mainnya. Ini peranku. Itu peranmu. Dan inilah sebaik-baiknya hidup. Semua akan berjalan sesuai skenario yang sudah ditentukan. Telan air matamu. Buang perandaianmu. Begitu saja...