About Me

Foto saya
Indonesia
Analytic person, Fantastic dreamer, Sensitive feeling, but actually I am kind, friendly and fun
Tampilkan postingan dengan label Sequence of babble. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sequence of babble. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Februari 2014

Biarkan Memuai

Bukan tentang perubahan wujud buah pengaruh suhu dan kalori..

Bukan tentang pertempuran rumus matematis negatif dikali negatif..

Bukan tentang hubungan dinamis dalam sebuah garis lurus yang mutlak sejatinya..

Bukan tentang perdebatan rumus absolut dan anomalinya pada kenyataan..

Bukan tentang bagaimana efisiensi kau menggunakan energi sehingga tidak terbuang sia-sia..

Atau tentang terus mengayuh sepeda sendirian, sendirian, dan sendirian, sampai akhirnya kakimu lelah..

Tidak juga tentang menaik-i kereta yang salah..

Bukan juga tentang responsibility mana yang harus dihabiskan..

Bukan tentang duduk manis dan menjadi penonton selamanya..

Bukan tentang yang jauh ingin kau buat dekat, dan setelah dekat menjadi tidak berguna..

Bukan lagi tentang menyalahi takdir atau yang kau yakini apalah itu..

Bukan tentang tidak timbul lagi dalam gelap..

Katakan saja "Belum", ini "Belum Selesai"..


Meskipun tampaknya Tuhan menyuruhmu untuk menyerah. Sekalipun kau bersusah payah Berintropeksi, Meditasi, Negosiasi habis-habisan pada diri sendiri.

Mungkin ada kemungkinan di dalam mungkin itu sendiri agar yang tidak mungkin menjadi mungkin meskipun mungkin pun hanyalah sebuah kemungkinan.

Mungkin tentang bagaimana nanti kamu bercerita tentang keterbatasan, penerimaan, dan pada akhirnya..
Pada akhirnya yang.., entahlah..

Entah bagaimana jiwa kita berebut untuk melangkah, tapi raga masih di tempat yang sama..

Kadang melambung bareng khayalan semu, tapi kadang lambungan akan menjadi pengantar pada takdir yang sesungguhnya..

Tidak punya skema atau proposal yang jelas.. Selalu berbebat, berbuat salah, namun menginginkan tempat yang teramat aman.

Maka pengali negatif memang harus dibarengi dengan kesenamaan agar kamu tau hasil yang besar..

Jika sedari awal kamu terus bertahan pada HASIL, bukan PROSES. Tapi pada akhirnya kita harus menyerah dan melakukan perdamaian untuk menghargai proses..

Karena mungkin setelah perdamaian,
dalam bentuk yang seutuhnya, jelas, dengan suhu, kalori, dan energi yang tepat kamu baru bisa memuai dengan sesungguhnya!

Sabtu, 03 Maret 2012

No tittle

Hari ini dingin, sedingin paper medpen yang selalu dibuat maksimal tapi tidak pernah dihargai keberadaannya.. 
Sendi-sendi lemas, tidak mencerminkan kegairahannya menghadapi misteri esok..
Raga tidak terlalu bersahabat, penglihatan pun ikut berpolimer, membayang.. 
Ahh, rasanya tidak enak sekali saudara-saudara..
Padahal terhitung begitu banyak dikelilingi cinta dan kasih, tapi seolah semua mata mengintimidasi untuk arahkan saja pada satu titik.
Hati belum siap untuk bangkit ohh semesta...
Lelah juga lelahku sendiri, aku tidak perlu memaksa siapapun..
Ya, sepertinya aku menang dalam mengalahkan nafsu birahi duniawi..

.........................................................................................................


Menunggu hal yang sebenarnya tidak ingin ditunggu...
Hello my month...

Sharing a little caring ^^



and.., a little funny convesation with never ending friends..



so, hopefully best and blessed the day remaining after..







 Thanks everyone who have come in my life... Be thankful and grateful, to know every unique colour ..
Being in memorize..

Rabu, 18 Januari 2012

Celoteh

Menahan rasa untuk tidak mengeluh ke kamu itu, seperti memaksa aku bernafas di ruang berasap. 
Sesak.

Rabu, 16 November 2011

Listen my Heart's saying...

Sebelum ini aku pernah menjadi kepingan tak bertuan. Pecahan dan bulir-bulir yang tak tahu arah tujuan.
Sebelum ini aku gundah tak berkecukupan, mencari-cari arti. Sedemikian tak berartinya kah diri ini? Seperti pecundang lemah yang bertumpu dan kemudian dibuai oleh iming-iming fiksi mini karena lelah berjalan, lelah berlari, dan menjadi lambat atau bahkan berhenti. Dunia diam. Semesta diam. Mungkin iba melihat aku yang terlunta-lunta. Lelah berkompetisi, atau terdeterminasi sebagai pecundang. Bahkan aku belum menyentuh arenanyaa karena aku terlalu takut sebagai pecundang.

Sebagai apa aku menyebutkan diriku, loser kah, pecundang kah?! Kemudian kembali mencari-cari mentari, Tuhan, apakah ini sudah senja, apa ini sudah renta?

Disela sela keterpurukan entah dari mana aku harus memulai...

Dari kecil aku tumbuh dan menjadi dewasa memang tanpa cita-cita yang pasti. Tapi kepastian dalam hidupku adalah aku manusia yang berkeinginan. Yang menjadi keyakinanku adalah aku hanya ingin menjadi perempuan yang berbeda. Dalam kasat mata duniawi aku ingin mengangkat derajat kedua orang tuaku di mata manusia. Gamang, sampai sekarang keinginan itu bias tanpa signifikansi. Lagi-lagi di sela-sela rasa kejatuhan akan harap, pengharapan yang tidak tahu diri ini pun tidak hilang diberantas.

Dalam permasalahan yang silih kian satu menghampiri dan yang lain terlewati  begitu saja, aku tidak banyak bisa berharap lebih. Apalagi berkeinginan untuk mengendalikan segala sesuatu. Sudahi saja ya Tuhan, Ya aku sempat berfikir begitu. Kenapa malaikat pencabut nyawa tidak datang juga, apa harus aku yang menghampirinya. Tuhan, aku tidak sekuat itu untuk jatuh dan jatuh lagi di kehidupan selanjutnya. Aku tidak pernah menyalahkan keadaan atau keterlemparan ini. Aku ikhlas.. Tercipta sebagai perempuan adalah hidayah yang paling indah. Dikelilingi orang-orang hebat layaknya bonus dalam hidupku. Terstigma dalam suatu idealisme dengan kukuh, adalah bentuk keberkahan tak terhingga. Dan ketika dunia kini telah menjadi apa, aku di titik ini Ya Rabbku. Akalku bertindak, hatiku berfikir, rasioku mengalir, menafsirkan satu persatu interpretasi yang kadang tak mampu ketiganya menjawab.

Lalu kemudian, satu persatu malaikat Tuhan melemparkan penyangga. Kepingan-kepingan kian berkerumun membuat sebuah bentuk. Mungkin tak bersenyawa, mungkin tanpa harap, mungkin dengan fiksi mini iming-iming dari kaum kekalahan. Atau mungkin, sebuah jawaban atas determinan-determinan abadi.
Lagi-lagi hati bertanya, "apa itu harap?"

Selasa, 06 September 2011

Syawal syawal..

Fikiran memang tidak bisa dikendalikan, menembus kerangka konservatif, mengada-ada karena menemukan ketidakpastian, atau bahkan memperolok ironi-ironi kecil.
Tapi satu hal, diri ini selalu ingin menampilkan yang terbaik, setidaknya kutorehkan senyum tulus di dunia ini agar tak satupun mendendam padaku...
Kutata hatiku sebaik mungkin.. Tidak berharap apapun dari siapapun.., kecuali tempat istimewa dalam pandanganNya.

Beberapa datang, pergi, atau bahkan datang lagi dengan membawa apa yang kau fikir sesuatu adalah baik. Ku jauhi satu per satu mereka dengan cara yang baik. Aku hanya tidak ingin melukai.
Itu saja alasannya..

Perkenalan itu cukup, saat memilah dan memilih, rasio maupun emosi pun berkontribusi. Ku jauhi kalian dengan cara yang baik. Bergaul dengan kaum yang baik. Tidak bisa kah kau melihat satu aura baik pun di matamu. Karena aku melihatnya, maka ku jauhi kalian dengan cara yang baik..
Itu saja alasannya..

Dan jika kau merasa sesuatu adalah baik, pasti kan ada satu kepakan sayap di belahan dunia yang lain yang memperdulikanmu. Tapi bukan aku. Karena aku terbawa oleh kepakan sayap yang lain, sedikit pun aku tidak peduli tentang apa yang kau fikir itu adalah baik karena,
tentang sesuatu yang baik itu sendiri relatif. Baik bagiku dan belum tentu bagimu.
Karena itu kujauhi dengan cara yang baik.
Itu saja alasannya.

Rabu, 23 Februari 2011

Tentang Feminisme

Kalau di dunia saat ini didirikan yayasan panti galau, mungkin saya akan cukup lama bergabung di dalamnya. Terlebih, saya tidak kunjung menemukan kepastian dalam hidup saya. Orang bilang, saat saya kian galau, saya akan kembali kepada sesuatu untuk menumpahkan segalanya, dan jika saya menemukan kesenangan saya, biarkan tidak seorang pun mengganggu saya. Cukup ekstrim bukan?! Baiklah jejak-jejak dalam perjalanan hidup tidak sepenuhnya dapat dihapus, tapi juga akan hilang dengan sendirinya. Apapun itu, tidak peduli bagaimana ekspresi wajahmu saat itu, tapi hidup memiliki setiap persepsi di dalam setiap otak yang sudah pasti terkotak-kotak. Berbicara tentang isi kepala yang terpilah-pilah ini, entah kenapa saya ingin sekali menyatukan misi saya. Kamu tahu, saat seseorang merasa cocok, nyaman dan sependapat. Itu yang sesungguhnya saya inginkan. Bagi saya ini adalah fondasi pertama dalam membangun suatu interkoneksi, saya ingin tau apa yang ada di dalam kepala seseorang dan kemudian cara dia mengungkapkan. Secara kasat mata, ada ekspresi, gaya bahasa, gaya lingkung dan intonasi di dalamnya. Jika itu menyejukkan, saya tidak akan menangkis tentunya. Namun, apa yang terjadi jika ini membuat anda berada di batas kesabaran. Seperti omong kosong seorang politisi yang membuat orang lain enggan atau bahkan muak untuk mendengarkannya terlebih untuk dibagi. Simpan saja, tapi mungkin bukan untuk saya. Berbeda dengan seorang pedagang keliling yang tidak tahu menahu tapi mampu mengeluarkan kata kata emasnya. Ya anggap saja begitu yang saya tekankan dalam suatu interaksi.

Lalu bagaimana dengan pendapat anda, pendapat saya, pendapat kita?! Begini, saya menganggap diri saya ini bukan manusia sempurna seutuhnya, namun suatu saat saya akan disempurnakan. Begitu?! Konyol kedengarannya, saya seperti punguk yang setiap malam merindukan bulan-bulanannya. Saya, terlahir dan terlempar ke dalam keadaan yang bukan pilihan saya tentunya. Jika suatu quote mengatakan hidup itu 90% usaha dan 10% -nya lagi destiny, mungkin inilah bagian dari destiny itu. Perempuan, lahir, mati, dan orang tua tentunya. Saya ambil identitas saya yang pertama, PEREMPUAN. Mengapa saya dilahirkan sebagai seorang perempuan? Kemudian saya tepat dioposisikan dengan saudara saya satu-satunya yang pria. Dia hadir lebih dulu dari saya. Tepat, dia akan menjadi wadah semua harapan. Lalu ketika oposisi ekstrim ini disandingkan, sistem partiarki pun akan secara otomatis termanifestasikan. Sejak kecil, sejak anda tahu yang mana ayah dan yang mana ibu, sejak anda mampu memahami bahasa, sejak anda terpercikan dengan sistem dalam lingkungan sosial anda. Maka saya sebagai perempuan akan merasa saya lumpuh. Saya perlu ditopang, perlu dilindungi, perlu dibawahkan. Secara ontologis, kehidupan biologis saya terkibiri, secara ekonomi saya langsung menggantungkan semuanya pada sang ayah, secara psikologis saya langsung terdeterminasi sebagai makhluk lemah, tidak pantas dan tidak kuat untuk melakukan hal apapun. Lihat, di depan sana ada yang akan menanggung semuanya. Masalah derajat bagaimana? Saya tidak tahu. Yang saya tahu Adam diciptakan sebagai manusia, dan bukan sebagai manusia pertama dan laki-laki. Maka derajat manusia itu sama. Dan setelah itu terbagi menjadi dua identifikasi biologis, adam dan hawa, ini seketika. Lalu ke-25 nabi semuanya laki-laki, lalu imam dihalalkan laki-laki. Lalu orang nasrani menyebutnya Bapa di surga, atau Budha yang tentunya Sidarta Gautama itu laki-laki. Baiklah, Tuhan sekalipun menjanjikan hampir kebanyakan perempuan nantinya menjadi pagar ayu di neraka. Kalau begitu ini sudah menjadi sebuah script?! Begitukah?! Mengapa saat kami terlahirkan dan terlempar sudah dapat diperkirakan keberadaan akhirnya. Baiklah ini di luar kuasa saya. Layaknya menerka-nerka yang tidak saya tau pasti dan saya berskeptis. Lepaskan keterlibatan sudut pandang religi. Saya ingin saya dan laki-laki berada di satu start yang sama. Demi apapun di dunia ini, saya tidak rela dijadikan objek penuh bagi dia yang berlagak dengan sok hebatnnya! Ketika perempuan mengenakan pakaian apapun yang ia suka, makhluk yang bernama pria ini terangsang birahinya, terimajinasi dalam pikirannya, lalu melakukan tindakan apapun yang ia inginkan, karena ia merasa ia kuat. Di sini, perempuan akan disalahkan penuh dan laki-laki mampu mengelak. Kenapa dari isi kepala mereka yang mereka buat sendiri menyudutkan objek di depannya?! "Urusanmu apa yang ada di kepalamu bukan?!" Maka mereka akan berkata tutup tubuhmu. Kenapa mereka juga tidak menutup bagian tubuhnya??! Kita ambil perumpamaan tindak pemerkosaan, kenapa perempuan yang harus dibungkus, kenapa tidak pen*s laki-laki saja yang dibungkus. Maka saya setuju dengan pendapat ini.

Tidak ada matriaki  apapun yang ingin saya rendahkan. Sekali lagi saya hanya ingin kita berada di garis start yang sama. Perempuan terlahir dengan cita-cita, pria pun demikian. Saya ingin mengejar apa yang saya inginkan dengan fleksibel tentunya. Tidak ada yang tidak memungkinkan untuk suatu peranan tugas tertentu. Tidak ada.. Pada akhirnya kita saling membutuhkan, kita sama-sama sebagai subjek yang tidak ingin diobjekkan. Kita saling mengisi, kita saling meninggikan, saling melengkapi. Kita adalah dua patahan sayap yang terpisah...

Selasa, 21 September 2010

Survive

Ketika aku dalam jalan yang datar, perjalanannya terasa menyenangkan, maka ada tempat yang lebih tepat untuk aku bercerita.
Dan ketika ini aku melewati bebatuan terjal untuk mengadu...

Aku sedang rindu, rindu sekali pada ganegalz crew. Aku rindu melakukan kegilaan bersama mereka, berceloteh tentang hari-hariku, hari-hari mereka, tertawa, dan menggantungkan kelengkapan hidupku pada mereka. Rindu sekali rasanya...

Aku rindu, pada suara manis anak-anak PH, sama sarah, sama ita, febri, riri, kiqy dan semua anak-anak black A simulation IM Telkom...

Aku rindu dengan teman-teman SMA, metha, pralia, feni, tara, yunia, tiara, ima, giska, risa...

Aku juga rindu, rindu dalam rasa kebersalahan terus menerus pada mama, papa, karena aku tidak berada di sampingnya...

Andai waktu bisa kuputarbalik dan aku tidak akan pernah membawa pilihan ini Tuhan,.. Pilihan yang mempertaruhkan keyakinanku.. Yang mengikis moral ku.. Atau menambah kekerdilan jiwaku karena itu yang membentuk diriku...

Aku selalu ingin menjaga hubungan baik kepada semua orang, kepada orang yang aku benci sekalipun. Aku lapangkan hati dan pikiranku. Aku menerima semua orang yang datang pada hidupku. Aku tidak pernah membedakan teman-temanku dari fisik, dari kepopulerannya, dari gemilangan kemewahannya. Hanya kecocokan dan rasa menerima satu sama lain yang menjadikan aku dekat dengan sahabat-sahabat tercintaku. Sebisa mungkin aku menjaga perasaan mereka, aku tidak ingin menyakitinya, berusaha untuk diterima di tengah-tengah mereka.

Sesekali saya mengalami perubahan lingkungan, saya merasa tidak pernah kesulitan untuk beradaptasi. Mereka menyambut senyuman saya. Dan Saya lega.. Tidak pernah ada persaingan apapun yang saya inginkan. Saya ingin tulus.

Saat saya memutuskan hal besar dalam hidup saya, saya berusaha yakin dengan keputusan saya. Penyambutan pertama yang saya lihat adalah senyum saya tidak diterima baik. Saya merasa awal yang tidak nyaman.
Saat kenyataan nyata di depan mata kamu bertentangan dengan prinsip kamu, katakanlah, saya tidak suka orang atheis, saya tidak suka wanita yang merokok, saya tidak suka wanita yang sering melakukan hubungan di luar nikah, saya tidak suka pria guy, saya tidak suka melihat kebebasan hubungan pertemanan laki-laki dan perempuan yang bebas tanpa batas, saya tidak suka orang yang tidak memikirkan masa depan, saya tidak suka orang yang banyak berbicara tapi tidak dapat membuktikan prestasi apapun dalam dirinya, saya tidak suka orang yang memfungsikan orang lain, saya tidak suka wanita-wanita dengan mulut busuknya membentuk kelompok untuk merendahkan wanita lainnya, saya tidak suka orang yang suka mencari kesalahan kemudian membesar-besarkan masalah. Saya tidak suka orang yang tidak tulus, iri, licik, kerdil, dan sebagainya.
Saya pendam semua rasa tidak suka saya. Saya belajar menjadi besar dengan memahami dan mengerti. Saya tau saya bukan bayi merah yang baru dilahirkan, saya pun tidak sempurna.

Saya merasa saya sudah dewasa, penanaman nilai apapun yang membentuk diri anda, bisa anda tolak jika tidak sesuai dengan keinginan dan prinsip hidup anda. Anda cukup diam, dan cari fokus hidup anda.
Kemudian beberapa kelompok melakukan hal yang 'tidak saya sukai' tersebut. Saya merasa saya bebas, dan saya tau bagaimana saya bertahan tetap pada prinsip awal saya.

Saya sudah dewasa, saatnya menyelesaikan semua masalah sendiri. Melakukan segalanya sendiri, bertahan dengan hebatnya.
Irma, salah satu teman dekat saya dari akuntansi FE UI. Ia ceritakan betapa persaingan di fakultasnya keji dan kilat. Jika kamu sedikit telat mengklik icon pada tampilan mata kuliah yang kamu inginkan, nilai kamu menjadi taruhannya. Jika kamu tidak bisa menjaga kondisi badan kamu, bersiap-siap untuk mendapat nilai "0" beberapa kali.
Sarah, FH UI, betapa semua dikerjakan sendiri, baik bahan, maupun materi kuliah dengan perjuangan ekstra yang hebat.
We, fisip UI, tidak pernah bermasalah dengan catatan atau buku yang bisa kamu dapatkan dimana saja.

Sekali lagi saya sudah dewasa, memang demikian bukan seorang kehidupan mahasiswa?!! Semua mahasiswa pun akan setuju dengan pernyataan hidupmu-hidupmu dan hidupku-hidupku.

Bukan saya mengingkari kebersamaan. Tidak sama sekali! Saya senang dengan hal demikian, tetapi untuk hal baik. Bukan untuk saling menjatuhkan dan berfikir kerdil seperti anak SMA.
Saya membuka tangan saya lebar untuk kamu yang membutuhkan saya. Dan saya juga membutuhkan uluran tangan kamu yang banyak nantinya. Itulah kenapa kita harus saling menjinjinng. Dekatilah saya, kamu pun sudah dewasa untuk tidak berkomplot di belakang dan saling membuat bara. Tanyakan hal personal dan pendekatan personal pada saya, saya akan menyambut dengan keterbukaan luar biasa. Tidak perlu kamu berkomplot untuk dibuatkan bara di belakang saya. Saya bisa berikan itu, untuk usaha kamu. Saya tidak ingin menjadi sapi perah lugu. Semua pun demikian. Saya tidak ingin ikut menjadi busuk karena saya berada dalam tong kasat mata. Sekalipun saya tetap harus dibuang, saya ingin menjadi anorganik yang dapat didaur ulang.

Saya harus bertahan, semoga ini cara Allah untuk meninggikan derajat saya setelah menemukan tempat terbaik nantinya. Amin

Selasa, 20 April 2010

Shivanataraja



Jika tak cukup kata untuk mengekspresikan jiwa, tubuh akan turut bicara. Aku merasa menjadi perempuan dengan kelembutan dan keindahan. Memang bukan menjadi diriku, namun inilah keseimbangan. Dan aku tak perlu penilaian rendah atas nama seni.
Ungkapkan jiwa dengan substansi gerak ekspresif dan alunan ritmis...











Kalo ada yang tanya gimana perasaan gue saat ini, jujur gue seneng banget! Kesuksesan shivanataraja buat semua orang yang partisipasi di dalemnya banggaaa bgt.. Buat yg nonton juga jadi kagum. hohoho...
So far, gue emang ga lepas dari peran pioneer yg ikut arus aja.. Kalo ada konflict, forum, evaluasi ato apa dehh,,
Yayaya,, gw ngerasa terdiskriminasi and ngga tau apa-apa tuh... Well,, mu gimana lagi... Jalan tengah emang selalu paling baik.
At least, gw seneng n' naro rasa kagum yang luar biasa ma prestasi masing2 yang tergabung,,..
Ini niihh dunia seni.. Ngga bakal ada abisnya dan selalu ngebuat hasrat pingin berkarya lagi-lagi-dan lagi..
Rasa kangen tampil setelah hampir setaun pasif dengan tarian.. Jujur, gw ngga perfect,, tapi lumayan lah kalo diliat-liat gw cukup melakoni karakter.. hahaha... Lagi transisi budaya juga gitu..
Emang ngga sengaja bgt masuk jalan ini. Mungkin kalo nggak mikir nyokap-bokap pingin banget masuk IKJ..
Hmm, tapi apa yang gue jalanin sekarang sudah yang terbaik.. Baiklahh,, semangat u kedepannya..! Gue ga tau mau dibawa kemana, hidup ini.. ;)

Minggu, 11 April 2010



A tragedy is a representation of an action that is whole and complete and of a certain magnitude. A whole is what has a beginning and middle and end.

Kamis, 08 April 2010

Pertamax,,

Waahh,, senengnya uda bisa launching ini... Hhahaha..
Okeh,, latar belakangnya adalah terinspirasi dari sering banget liat blog raditya dika n' dewi lestari..
Jujur aja, lebih tepatnya pas ngeliat blog temen sendiri,, n jadi kagum-kagum.. Terus kayanya bagus juga klo dibuat diary online... hoho...


Sebenernya uda pingin banget nulis ini-itu,,.. Kebanyakan jadinya malu sendiri ga ada design nya.. Ya okelah, namanya juga pertamax...

Jadi segini aja dulu... Welcome guys,, safe to visit,, have a read and explore the author idea...
(n_n)v

Selasa, 30 Maret 2010

Welcome to my new blog! ^^

Aku rindu menulis,, aku rindu menjadi tirani,, aku rindu berkeluh kesah,, rindu menikmati hidup dengan kata dan huruf...