About Me

Foto saya
Indonesia
Analytic person, Fantastic dreamer, Sensitive feeling, but actually I am kind, friendly and fun

Rabu, 21 Juli 2010

Alone I

Malam ini saya seperti dilanda kesepian yang sangat akut. Saya mengetahui dan bisa menerima hal ini, hanya saja saya bingung apa yang sebaiknya saya lakukan.
Bukan karena alasan yang loyalitas saya memilih kesendirian ini. Niat saya ini suci, saya pun turut beraktualisasi dengan kesucian niat tersebut. Tidak mudah memang. Tapi saya yakin Tuhan akan membalas saya setimpal dengan perbuatan saya ini.
Setidaknya, apa yang saya ucapkan sejalan dengan apa yang saya perbuat.

Di satu sisi saya sangat menikmati kesendirian ini. Dimanapun saya berada, saya menginginkan situasi yang sangat tenang. Itu sebabnya saya selalu nyaman dengan kesendirian saya ini. Tapi dibalik itu saya juga khawatir dengan efek negatif yang dapat timbul karena hal ini. Keegoisan adalah hal pertama, selanjutnya kesulitan menerima kehadiran orang lain disisi saya.

Saya seorang yang berprinsip keras, tapi hati saya hanyalah seperti kulit telur. Demi prinsip tersebut saya kian rapuh dan mudah jatuh. Tapi bukan karena saya menyesal. Saya yakin prinsip saya ini akan membawa saya menuju tempat yang mulia di sisi Allah. Karena itu Dia melancarkan segalanya hingga detik ini.

Saya rindu.., rindu dengan kehidupan normal saya sebelum hari ini. Setidaknya hati saya tidak merasa miris melihat kenyataan yang begitu dramatis. Saya rindu dengan teman-teman terbaik saya yang mampu saling meninggikan. Dengan keyakinan dan kehidupan rohaniah yang begitu kuat. Karena itu hidup kami penuh hidayah-Nya.
Saya ingin berteriak keras di tempat yang saya pijak kini. Saya tidak akan menyesal dan minta dibalikkan ke masa lalu. Tidak!
Tetapi karena saya harus melihat sendiri kenyataan kompleks ini. Apakah sekuat itu hatiku Ya Rabb, hingga kau percayakan aku yang ada di posisi ini. Ini pijakanku untuk melompat. Mungkin Aku mundur selangkah untuk tiga langkah lebih maju.

Saya percaya saya bisa bertahan dengan prinsip itu, saya bisa mewujudkan mimpi-mimpi saya yang menjadi lantunan tidur setiap malamnya, dan saya mampu membuat bangga orang-orang yang saya kasihi...

An optimist is a fellow who believes a housefly is looking for a way to get out.
George Jean Nathan

Minggu, 18 Juli 2010

Loner

Halloooo.., hari masih siang tapi matahari tidak juga menampakkan dirinya.. Kekhawatiran saya ini terkait dengan cat rumah dan keadaan barunya yang masih saya nikmati, pakaian-pakaian yang tidak menemukan titik kering, ikan-ikan di kolam baru yang terus melepaskan nyawanya, terlepas dari perubahan iklim di sepanjang khatulistiwa yang sangat menghawatirkan ini..

Menit-menit ini saya habiskan dengan membaca blog favorite saya, namun nampaknya tidak ada perubahan karena 'sang pemilik' blog sedang asik dengan liburannya, hingga akhirnya perhatian saya tertuju untuk membaca blog kakak saya sendiri...
Dia tidak pernah terbuka terhadap saya, dan saya selalu mencari-tahu-nya sendiri atau sekiranya kabar itu datang
sendiri
kepada saya.

Kesepian. Itu sudah jelas dan mutlak sebagai rutinitas yang saya jalani hampir setiap harinya..

Mencoba mengingat hal-hal yang terjadi pada diri saya sebelum hari ini. Saya menjalani masa magang kurang lebih satu bulan, dengan perendahan diri yang cukup tinggi terkait saya bukanlah "siapa-siapa". Tapi lebih tepatnya manusia-manusia itu selalu mengambil sisi benefit untuk diri mereka sendiri sehingga dapat dipastikan posisi saya hanyalah 'babu' tingkat pegawai pemerintah.

Baiklah, saya terima pentabiatan ini sampai seorang alumnus datang dengan alasan tidak rela kami di posisi tersebut. Beliau mengubah tabiat ini untuk mengarahkan saya pada pencapaian yang bisa saya ambil di kantor tersebut.

Penderitaan dimulai dengan berperan dalam 5 pekerjaan sekaligus! Terbayang hampir remuknya badan saya saat itu. Mahasiswa-mahasiswa sebelumnya hanya melakukan max 2 pekerjaan. Saya mengitari lift Kemenbudpar itu, tak terhitung lagi berapa puluh kali dalam sehari. Bahkan sampai saat saya terbaring untuk tidur malam pun rasanya seperti masih naik turun. Saya mengerti tidak semua bagian diberikan kemudahan administrasi. Termasuk bagian yang saya tempati ini. Dari raut muka, keramahan dan intonasi bicara, cara istirahat siang, sampai ketebalan saku mencerminkan bagian ini tidak akan menjamin saya apapun. Kerugian saya tidak bisa dihitung lagi. Kurang lebih uang kiriman tidak cukup sehingga harus menarik tabungan sendiri. D*mn!
Masalah financial memang paling sensitive.

Baiklah pembudakan diakhiri tanpa belas kasih dari pihak manapun, kecuali satu, tempat yang saya wawancarai. Itupun dari pembekalan teori saja. Kalau tahu begini akhirnya, dari awal saja saya minta ditempatkan di tempat tersebut.
No matter, I'm a flexible person. Saya bisa menerima keadaan
apapun
.

Akhirnya laporan terakhir yang saya persembahkan tidak akan pernah mencapai kesempurnaan seperti layaknya sebuah skripsi. Jika saya mendapat hasil yang jelas atau setidaknya kemudahan material untuk mengeprint saja..., Baiklah nikmati hasil laporan tragis itu!

Sudah-sudah cukup, jadikan ikhlas semuanya, niscaya Allah akan membalas lebih kepada saya.

-beautiful way, beautiful thinking, beautiful girl-