About Me

Foto saya
Indonesia
Analytic person, Fantastic dreamer, Sensitive feeling, but actually I am kind, friendly and fun

Minggu, 17 Oktober 2010

Crying

Aku ingin menangis...
Dan sekarang aku menangis sejadi-jadinya..
Kamu tanyakan 'mengapa',,
Kemudian aku menangis lagi lebih jadi...

Aku bahkan tidak bisa mengatakan mengapa aku menangis.. Darimana harus aku memulai bercerita..
Apakah ketika aku bercerita sepenuhnya kamu memperhatikan aku..
Ya ketika kamu memperhatikan aku, apakah fikiranmu merasakan apa yang aku rasakan.. Apakah kamu dapat berempati padaku?!
Apakah dalam hatimu memikirkan sesuatu tentang aku?! Apakah itu bodoh, apa itu benci, apa itu bersyukur, apa itu kasihan, apa itu menyalahkan ku??! Apa itu??!
Apakah mata kalian itu sepenuhnya tulus padaku?!

Aku ingin mengadu pada ibuku. Tapi aku tak sanggup! Sungguh aku tidak ingin Ia tahu kesakitanku karena kesalahankku sendiri.

Aku ingin bercerita pada kakakku,, Tidak! Bahkan kamu akan lebih menyalahkanku...

Sampai pada ahirnya setiap orang sibuk dengan dirinya sendiri. Aku iri, aku iri...

Aku mungkin iri karena aku tidak bisa melakukan apa yang kalian lakukan. Aku iri aku tidak bisa katakan apa yang aku sendiri rasakan..

Aku ceritakan mengapa aku memuncak,

Aku benci dengan dia! Dia yang jika ingin aku berdoa
aku ingin kamu mati sekarang, atau setidaknya kamu sakit, lumpuh dan tidak bisa kuliah.. Maka kamu tidak mengganggu jalanku lagi.. Sungguh sepersenpun uangmu tidak menghidupiku.. Kenapa kamu seolah-olah berhak menghukumku?! Seolah-olah kuasamu adalah kuasa Ilahi. Bahkan aku tidak bisa membela diriku sendiri.. Poor me! Aku tidak pernah berharap bertemu orang-orang ini. Orang seperti dia! Aku Benci Kamu! Kamu akan merasakan sakitku, rasanya lebih buruk dari sebuah kegagalan, lebih dari sebuah keterpurukan! Disaat itulah permasalahan kita. SELESAI...

Kemudian fikiran ini entah kemana perginya,
penat pada hidup, menyesal, dendam, iri, sakit...
Ya mungkin karena itu aku sekarang sejadi-jadinya...
Aku ingin berarti, aku ingin dimiliki. Aku ingin ketika aku pergi nanti orang-orang yang aku bidani itu kehilanganku, mengingatku dan mengenangku..
Aku ingin berdiri diatas kakiku sendiri..
Dan Aku ingin membuat ibu-ayahku bangga karena memilikiku...

Ketika kalian memaparkan apa rencana kalian selanjutnya, kalian tahu, aku histeris! Saat aku mencoba mengantisipasi,
kalian bilang ada orang lain nantinya yang sangat bisa aku andalkan... Berhentilah berkata demikian padaku,.. Pada semua orang yang aku temui... Teman, percayalah aku mampu... Aku pun berusaha mempercayai diriku...

Setelah inipun, aku punya rencana, aku punya impian. Orang seperti diriku ini, tidak bisa bertahan hidup jika tidak punya mimpi.
Aku sedang menyusun ini semua ke tempatnya, merapihkan yang berserakan.
Dan pada akhirnya semuanya menemui kendala pada masalah klasik lagi

Tuhan . . .