Ethics Justification for Corporate Social Responsibility Based on Utilitarianism Ricahrd Mervyn Hare's Theory.
KATA
PENGANTAR
Tidak ada yang pernah tahu kemana hidup akan membawamu. Rhytme langkah kaki sendiri pun
demikian, melemparkan saya pada sebuah zona yang tidak biasa. Awalnya ini terasa
sangat asing, complicated, dan tidak
mudah untuk melebur. Segala kompleksitas itu memaparkan realita dan fakta yang
terkadang masih sulit untuk saya pahami. Dengan sangat bersusah payah akhirnya saya
mampu tiba di penghujung. Sebuah survive-bilitas
yang penuh kebersyukuran. Tuhan terimakasih atas segala pembekalan indah ini.
Terimakasih sungguh, atas semua yang tidak bisa panjang lebar diungkapkan
secara detail dari seorang yang tidak seberapa ini. “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah” (QS 7 : 196), zat Maha
Sempurna yang mengatur segalanya dengan jalan yang indah.
Signifikasi
simbolik ini saya persembahkan teruntuk kedua orang tua saya Oskar Trihadi, S.H. dan Sri Eliyati, S.E., yang amat saya
cintai. Betapa segala pengorbanan tidak akan pernah bisa membalas segala bulir
keringat dan air mata. Papa adalah ayah terhebat di seluruh negeri. Wajah datar
menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah saya ketahui, namun
tenang temaram dengan penuh kesabaran dan pengertian luar biasa. Saya mencintai
papa dengan segala kemasan canda gurau yang tidak pernah terlewat. Laki-laki
utama dan pertama dalam hidup saya yang tidak pernah akan terganti. Mama,
adalah segalanya dalam hidup saya. Mama telah menginjeksikan segala idealisme,
prinsip, edukasi dan kasih sayang berlimpah. Mama adalah inspirasi, reformasi, teman,
sahabat, dan ketergantungan dengan seluruh kasih sayang yang bercampur yang
membentuk sosok yang selalu dibutuhkan. Doa dan pelukan mama menjadi obat
terampuh dari dopping apapun.
Selanjutnya,
ucapan terimakasih saya ucapkan kepada kakak laki-laki tertua sekaligus saudara
kandung satu-satunya, Aries Karyadi, S.T. Magnet senama yang tolak menolak
selalu menjadi perumpamaan yang terlintas dalam pikiran ini. Kami tidak pernah
sejalan dan ada saja kandungan ion-ion negatif dari elektromagnetik sehingga
selalu saja ada perselisihan kecil antara kami. Kata maaf adalah kata yang
paling ingin terlontar dari mulut saya. Maaf karena selalu merepotkan,
menyebalkan, atau menjadi beban yang hidup yang tidak bisa dilipat atau
disimpan sekadar di saku celana agar diam dan tidak berisik. Bagaimanapun, rasa
kebanggaan dan kagum terus mengalir sehingga tidak perlu mengidamkan sosok lain
atau menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa meraih prestasi-prestasi sulit,
yang bahkan bisa ia lumpuhkan. Terimakasih atas transfer ilmu, doa, energi,
maupun materi yang selalu mendukung kelancaran perjalanan penulis. Juga kepada
kakak ipar saya Rianti Yusti Madina, S.H.,
yang selalu sabar, penuh dukungan dan perhatian. Juga untuk semua keluarga
besar penulis.
Ucapan
terimakasih saya ucapkan kepada pembimbing akademis sepanjang perjalanan
perkuliahan penulis, Ibu Herminie
Soemitro, S.S., M.A. Ibu, layaknya malaikat yang dikirimkan Tuhan kepada
saya. Sosok Ibu yang selalu merasakan penderitaan anaknya dan memperjuangkannya
dengan segala upaya. Entah dengan apa ucapan dari lubuk hati terdalam ini mampu
terungkapkan. Terimakasih atas arahan, doa, bimbingan, ilmu, perjuangan, support, dan semuanya yang hanya Tuhan
yang dapat membalasnya. Menempatkan Ibu dalam posisi sulit, atau terkadang
malah memperburuk keadaan. Beribu maaf saya haturkan kepada dosen terbaik
sepanjang perjalanan ini. Semoga Tuhan selalu melimpahkan kebahagiaan kepada
Ibu.
Terimakasih
saya haturkan kepada pembimbing skripsi saya, Bapak Dr. Naupal, S.S., M.Hum atas jadwal bimbingannya yang mungkin menyita
waktu Bapak, untuk pengertian luar biasa, ilmu, bimbingan, arahan, perhatian,
dan dukungan penuhnya. Terimakasih telah memperjuangkan, mempermudah, dan memahami
seluk beluk kecemasan saya. Kata maaf juga saya iringi sepanjang perjalanan
bimbingan, maupun selama berstatus sebagai mahasiswa. Berkat Bapak skripsi ini
selesai, mengantarkan kelulusan disertai kebahagiaan dari sambutan pihak
keluarga.
Terimakasih
kepada Bung Sandi sebagai pembekalan
awal penulis mencari inspirasi, bertanya, dengan support dan masukan, buku-buku, serta banyak teori. Dari Bung
Sandi, ide ini berjalan. Terimakasih kepada para dewan dosen Departemen
Filsafat FIB UI, Bapak Vincensius Jolasa
Ph.D, Bapak Fuad Abdillah M.Hum,
Bapak, Y.P. Hayon M.Hum, Ibu Dr. S. Margaretha Kushendrawati, Prof. Tommy F. Awuy S.S., Dr. A. Harsawibawa, Ibu Dr. Vincentia Irmayanti, Bapak Dr. Budiarto Danujaya M. Hum, Bapak
Donny Gahral Adian M.Hum, Dr. Achjar
Yusuf Lubis, Bapak (Alm.) I Wayan
Surwira Satria M.M., Eko Wijayanto
M. Hum, Mba Saraswati Dewi M.Hum,
Bung Fristian M.Hum, Mba Ikhaputri S.Hum, dan The Master of Philosophy Lecturer, Bapak
Rocky Gerung.
Berikutnya,
terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman terbaik Filsafat’08. Shanti Marliana, Lefita Gozali, tempat keluh kesah dan menampung segala curhatan
penulis yang entah siapa lagi yang bisa mendengarkan sebaik kalian. Terimakasih
kepada Ajeng Lesmini, Sistha Widyaresmi, Ica-Khoirunnisa, Ranggi Marseti, Shane, Steffi, Yuwita, Della, Willy, Arfan, Liana, Meta, Dadah, Okvi Ellyana, Dona Niagara Dinata, Nurul, Abby Gina, Bella Marcellina
Sandiata, Indah, Ismi, Erby, Agrita, Doni, Agung, Bayu, Sona, Irsyad, Sopa, Mellisa, Yasin, Daru, Mahdityo, Boni dan Hario Susanto. Juga kepada Kartika,
Nashruddin, Rasyid, Richard Boone
dan Giovannie Virginia. Terimakasih atas
semuanya, juga karena telah mengisi cerita perjalanan penulis. Juga kepada
Filsafat 2007, Izky, Coni, Iqit, Hari Purwanto, Kari G. Pramudya, Wira, Teia,
Richard, Alfa, Era, Tika, Heri, Nia, Prayoga, Leo, Taufik, Dipa, Johan, Nila,
Winnie, dan semua yang maaf jika belum tersebutkan. Kepada Filsafat 2006,
Filsafat 2005, Filsafat 2004, maupun senior lainnya, serta Filsafat 2009, 2010
dan generasi selanjutnya.
Dukungan
dan pertolongan dari asupan kediaman penulis, Fenny Triagustina, Cici,
Ratih Maya, Ninda J.P., Gina Ganarti,
dan semua warga wisma asri. Keberlangsungan dari survive-bilitas ini dilanjutkan dari kediaman sebelumnya Ganesha-Galz,
Sarah Faisal Rosa, S.H., Irma Sriwijayanti, S.E., Widya
Ratna Pratiwi, S.Sos. sebagai teman terbaik dan selalu penulis rindukan. Entah
dengan apa waktu bisa kembali dengan segala energi positif, obrolan berkualitas,
kehidupan yang bisa ‘terbang’, dan segala kegilaan lainnya itu, mampu terulang.
Sahabat
penulis M. Yoerliansah Tangkari S.T.,
Feni Shintarika S.Pt., Mba Astri Ayu
Chayani, yang mana selalu ada saat penulis butuhkan. Tempat penulis
mengungkapkan segala resah gulana, kegelisahan, setumpuk permasalahan,
meminta advice, bantuan dan semuanya. Best
friends never end for Metha Risa Sujana, S.Ked, Pralia Winda Sari S.Ked, Yunia Wiraswasti, Zuftia Ristarani, Tiara
Mailisa, Rismawati Saputri, Giska Sevlanda, Risa Rikafitri. Untuk Dini Apdelina, Moliya Nurmalisa, M. Arbi
Ramadhan, dan Kak Intan atas semua semangatnya. Serta Kak Imam Nur Ramdhany,
Ericky Bobby Ferdinanda, Andri Indrayasa, Kak Martin, Kak Frenki, dan seseorang
yang tidak mau disebutkan namanya.
Teman-teman
di Telkom, penulis menyadari bahwa menjadi sebuah keberkahan bertemu dengan orang-orang
sebaik kalian. Sarah, Gini, Aish, Kadut, Ririn, Eti, Wiwin, Belo, Shinta. Juga
teman terbaik selama setahun di Bandung Febri, Rinrie, Kiky, Ita, Rivan, Gawan,
Doni, serta semua teman Black A
Simulation 2007. Kalian memberikan pelajaran dalam perjalanan penulis.
Juga
semua rekan sejawat FIB, teman di UI, bedah kampus UI 2010 (emer dan irma), BEM UI 2011, relasi
kober, teman-teman Smanda, Spanda, maupun Persit (gank planet yang penulis simpan sebagai kenangan terbaik) akan selalu
ada dalam memori penulis.
Untuk
sosok inspirasi dari tulisan maupun retorika yang penulis temui, semangat membangun
pada setiap hari senin terakhir semester delapan, Bapak Glory Kemenbudpar
(tempat penulis magang), solistice, dan Dewi Lestari yang sangat membantu
menemukan karakter dan jalan berfikir.
Terakhir,
untuk seseorang yang masih dalam misteri yang dijanjikan Ilahi yang siapapun
itu, terimakasih telah menjadi baik dan bertahan di sana.
Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa
kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya untuk
kuucapkan terima kasih.
It have never been easy, but it would be worthy since everything
happened for a beautiful reason. It’s all about my struggle and how I survive.
To show everyone I’m right and do not get the wrong train, how I put aside my
hatred for anyone, and how I’m thankful for ‘philo’ and ‘sophia’. No constant
mind, just like a philosopher's mind, the sea of human perception.