Kacau, berantakan, tidak tertata, dan tidak tahu harus bagaimana.
Yang jelas saya akan melepaskan tekanan dari para bocah yang harus melegakan hati saya untuk diinjak-injak, remeh-temeh, tanpa balas jasa sepeser pun!!! Lebih baik saya bekerja konkret dengan hasil yang pasti dan dihargai atas pencapaian saya.
Bukan saya tidak tau kekurangan dan kelemahan saya. Terkadang saya merendah, bukan untuk direndahkan, terkadang saya membela diri, juga bukan untuk ditertawakan. Saya tahu apa yang terbaik untuk saya.
Saya bisa merapihkan dan menata fikiran dan harapan saya yang berserakan ke tempat yang baik. Tapi saya tidak tahu bagaimana menata kata-kata yang tepat, bahkan untuk memohon dan berdialog padaNya. Saya pernah tidak tahu diri, lalu jatuh sedemikian dari tempat yang terlampau tinggi. Maka pecah, berkeping. Butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan semuanya. Dan kecacatan itu tetap akan terlihat meskipun sudah termakan waktu.
Kini berharap pun menjadi suatu persyaratan. Entah mau dibawa kemana hidup ini selanjutnya.