Saat ini saya merasakan sesak dengan perasaan ingin menumpahkan semua yang terfikirkan... Rasanya panas, menuntut, dan sedikit memberontak!
Terlalu banyak yang ingin saya curahkan. saya bingung ingin memulainya dari mana.
Begini, ini berawal dari keberangkatan saya sehari semalam di Bandung.
Bandung, kamu pasti merasakan keindahan di kota ini. Keramahan, kenyamanan, dan kesederhanaan.
Tapi tidak semua itu yang saya rasakan. Bandung adalah kota yang mengingatkan rasa sakit untuk saya. Kenangan yang sama sekali tidak ingin saya kenang, tapi ia terlalu dekat. Lagi-lagi saya mem'press' perasaan ini sekecil mungkin. Saya percaya ada kehidupan bersama orang yang saya sayangi untuk ada disana sesekali nantinya.
Saya kembali melihat memori yang tertinggal disana. Ya, 'sakit'. Kata itu cukup untuk menggambarkan keseluruhan hidup saya selama disana. Saya kembali melihat tempat-tempat diamana air mata saya berjatuhan di setiap sudutnya. Saya melihat dimana senyum saya juga pernah berkembang indah disana.
Saya kembali mengunjungi teman-teman hebat di tempat yang saya pernah tinggal. Mereka tetap sama.,, rendah hati, saling menolong, selalu ada, dengan suara lembutnya, wajah sumringahnya menyambut setiap orang yang pernah menjadi bagian hidup mereka.
Namun, keadaan kini tidak sepenuhnya sama tentunya. Ada cerita baru, semangat baru yang sedikit membuat saya iri dan terbuka. Saya ambil pelajaran hidup saya dari kalian yah.. Teman" PH ku..
Aish yang pernah amnesia sehari, Kadut yang suaranya lembut, Ririn si tukang buang angin, Ani yang medok Medan, Wiwin yang cantik, Belo yg lucu, Nadia yg gaul, Shinta yang suka teriak", dan sarah temen terdekat tempat saya menumpahkan segalanya.
Malam itu tetap sama, mengingatkan hari-hari yang pernah saya lewati. Setelah melepas rindu, tawa, canda, dengan kegiatan yang biasa kami lakukan saya bermalam di kamar sarah. Sarah, inilah kegiatannya. Sebagian besar waktunya adalah menerima telpon dari pacarnya, Rama. Terkadang sedikit membentak, sesekali marah, sisanya penuh perhatian dan kemesraan. Ada perasaan iri pada diri saya, kapan saya bisa seperti Sarah yang menumpahkan segalanya penuh pada Rama, apapun keadaannya. Hari-harinya terisi penuh dengan Rama.
Siapakah KAMU yang menjadi tempat segalanya itu,, hallooo kamu... Rahasia Ilahi terlalu indah jika tertebak sekarang.
Jagalah dia Ya Rabb.. jodoh yang Engkau takdirkan untukku... Beri dia naunganMu untuk menjaga hatinya, sikapnya, kesuciannya, sebagaimana aku ingin menjaga untuknya...
Saya ingin ilmu yang kalian miliki. Saya ingin berbagi seperti yang kalian lakukan. Saya ingin punya orang terkasih semusim seperti kalian, sesaat, putus kemudian menemukan yang baru untuk siap menjalaninya kembali.
Tapi apa yang saya pikirkan, apa yang saya temukan, dan apa yang saya jalani itu berbeda.
Kemudian saya khawatir untuk menerka-nerka bagaimana hidup saya sepuluh tahun kedepan.
Malam ini setelah tarawih di hari keduapuluh saya, dan saya menjadi satu-satunya akhwat di musholla mawar residence itu, saya pulang dengan terburu-buru untuk membuka laptop toshiba putih ini. Keinginan yang awalnya mau mengkhusyukkan diri dan beriftikad, terganggu dengan pandangan lima atau sepuluh tahun kedepan, dan pikiran macam-macam yang ingin saya torehkan ini.
Setelah teman-teman saya wisuda, menemukan tempat yang bisa melururskan cita-citanya. sedang saya??! Sungguh Engkau Maha Pemberi Rezeki, Maha Adil dari semua kausalitas Yaa Rabb. . .
Kemudian hal yang ingin saya tumpahkan selanjutnya adalah mengenai sosok wanita pendamping Kakak saya satu-satunya itu, yang saya temui di Bandung.
Entah kenapa saya merasa kehilangan.
Saya memang anak bungsu yang manja, terkadang sulit hidup sendiri tanpa merepotkan orang sekitar atau mengharapkan uluran tangan orang lain.
Saya tahu, saya tidak befungsi apa-apa untuk mu Kakak-ku... Entah perasaan apa yang engkau tahan untukku.. Apakah itu sedih, kecewa, malu. Saya tidak pernah tahu. Apakah saya ini beban untukmu?! Karena saya adalah ikatan darah yang tak terputus darimu sampai kiamat nanti...
Maaf...
Kau adalah penuh kebanggaan. Wujud dari yang tak bisa kuraih. Kau harapan penuh dari mama dan papa.
Kalau saja kita berada pada satu arena runtutan logis. Mungkin kita akan selalu seirama. Tapi kau berbeda. Kau berfikir fleksibel dengan apa yang ada di hadapanmu. Kami takut untuk mengganggu itu. Semoga kamu selalu dirahmati kebaikan dimanapun kamu berada.
Satu-satunya jalan adalah aku harus menggantikan kamu! Aku harus ada di sana untuk menjadi sandaran mereka. Aku harus jadi wanita tangguh yang mampu merangkap apapun itu!
Pilih jalanmu, maka aku akan menyingkir dengan sendirinya. Biarkan orang yang menjadi kepercayaanmu yang menjadikan hidupmu yang baik.
Biarkan aku tempat penampungan segala keluh kesah ini, menjelma menjadi apa yang aku harapkan.
Entah dengan apa. . .
Although one may fail to find happiness in theatrical life, one never wishes to give it up after having once tasted its fruits.
Anna Pavlova
About Me
- Adhiestfhee
- Indonesia
- Analytic person, Fantastic dreamer, Sensitive feeling, but actually I am kind, friendly and fun
Senin, 30 Agustus 2010
Kamis, 26 Agustus 2010
Tentang...
Meskipun hidup penuh dengan pilihan,
Tapi hidup juga penuh dengan jalan untuk menjawab pilihan-pilihan itu...
Dari setiap jiwa di hadapku...
Aku mengerti setiap gundah geraknya...
Dan Aku hanya mengerti...
Sandarkan keinginanku dengan keadaan ini,
Akan terlihat sama
"TANPA SANDARAN"...
Tapi hidup juga penuh dengan jalan untuk menjawab pilihan-pilihan itu...
Dari setiap jiwa di hadapku...
Aku mengerti setiap gundah geraknya...
Dan Aku hanya mengerti...
Sandarkan keinginanku dengan keadaan ini,
Akan terlihat sama
"TANPA SANDARAN"...
Senin, 23 Agustus 2010
Hopefully
Heeiiihoooo... Kangennya dirikuuu!
Apa kabar disana? Sepertinya saya sibuk menyelesaikan misi disini, jadi banyak yang akan tertinggal nantinya...
Beberapa hari setelah masa-masa loner itu, saya menemukan teman-teman tergila saya dan menggila bersama lagi. Berhubung tanggal 26 besok mereka akan melepaskan status mahasiswa nya..
Saya bangga memiliki orang-orang hebat yang respect terhadap saya, tetapi persahabatan tidak selalu mulus karena ada embel-embel di belakang.. hihihi..
Tetapi saya juga merindukan puasa bersama mama dan papa tercinta... Ohh my..., jika diri ini bisa dibagi dua...
Hmm, semoga misi-misi ini selesai dan lancar sampai akhir. Saya mulai ini semua karena Allah Ta'ala.. Maka tidak ada suatu kejadian pun yang luput dari izin-Nya.. Dia akan selalu bersama saya selama ini berjalan.. Amin.
Saya tau saya berusaha keluar atau berlari dari apa yang seharusnya menjadi takdir saya,
It's ok,, selama saya masih bisa berusaha, saya tidak akan pernah tau kartu mati itu... Saya akan terbiasa dengan hal-hal remeh, keauthisan saya demi menjaga diri, dan miss independent wanna be a wonderwoman!! Yeahh,, hahahaha...
Apapun pandangan saya terhadap sesuatu, sebenarnya saya melihat dari segi terbaiknya. Dan kenyataan di depan adalah konsekuensi logis dari tindakan orang perorang itu sendiri...
Jangan tanyakan apa yang akan kamu kerjakan hari ini, tapi apa yang akan diberikan Tuhan padamu di hari ini...
The most beautiful things in the world cannot be seen or even touched, they must be felt with the heart.
Helen Keller
Apa kabar disana? Sepertinya saya sibuk menyelesaikan misi disini, jadi banyak yang akan tertinggal nantinya...
Beberapa hari setelah masa-masa loner itu, saya menemukan teman-teman tergila saya dan menggila bersama lagi. Berhubung tanggal 26 besok mereka akan melepaskan status mahasiswa nya..
Saya bangga memiliki orang-orang hebat yang respect terhadap saya, tetapi persahabatan tidak selalu mulus karena ada embel-embel di belakang.. hihihi..
Tetapi saya juga merindukan puasa bersama mama dan papa tercinta... Ohh my..., jika diri ini bisa dibagi dua...
Hmm, semoga misi-misi ini selesai dan lancar sampai akhir. Saya mulai ini semua karena Allah Ta'ala.. Maka tidak ada suatu kejadian pun yang luput dari izin-Nya.. Dia akan selalu bersama saya selama ini berjalan.. Amin.
Saya tau saya berusaha keluar atau berlari dari apa yang seharusnya menjadi takdir saya,
It's ok,, selama saya masih bisa berusaha, saya tidak akan pernah tau kartu mati itu... Saya akan terbiasa dengan hal-hal remeh, keauthisan saya demi menjaga diri, dan miss independent wanna be a wonderwoman!! Yeahh,, hahahaha...
Apapun pandangan saya terhadap sesuatu, sebenarnya saya melihat dari segi terbaiknya. Dan kenyataan di depan adalah konsekuensi logis dari tindakan orang perorang itu sendiri...
Jangan tanyakan apa yang akan kamu kerjakan hari ini, tapi apa yang akan diberikan Tuhan padamu di hari ini...
The most beautiful things in the world cannot be seen or even touched, they must be felt with the heart.
Helen Keller
Senin, 09 Agustus 2010
Tue-morning
Pagi..., ^^
Pagi yang dingin tapi matahari menampakkan dirinya loh..
Pagi ini saya berusaha merapihkan rencana saya, tapi saya menemukan banyak kendala di kepala saya. Saya berusaha mencari jalan keluar dan meyakinkan diri saya. Sembari menunggu adakah jalanNya yang cukup meyakinkan saya.., saya masih belum mempunyai keputusan akhir.
BeCoz I think there's no try, just do or do not..
Saya butuh masukan, saya butuh motivatorik, saya juga butuh realitas.
Sejenak pembanding ini teralih pada teman-teman seangkatan saya. Entahlah pemikiran mereka sangat-sangat berbeda jauh dengan saya. Haruskah saya menyalahi diri saya karena saya pikir saya salah melangkah. Saya pikir tidak sulit menyeragamkan visi, asal seseorang bisa menguasai emosi dirinya.
Entahlah, saya melihat ini semua dengan sangat kompleks, dan disatu sisi "tidak seharusnya demikian, merasa kasihan".
Kau tidak akan pernah mengerti ini. Seorang penulis terbaik sekalipun tidak mampu merasakan mengapa demikian tanpa terjun langsung di dalamnya.
Katakanlah saya sedikit tertarik pada psikologis manusia. Saat saya bertemu pertama kali dengan orang yang ada di hadapan saya, saya dapat menangkap getaran negatif atau positif dari seseorang, dan saya dapat menggolongkan manusia seperti apakah orang di hadapan saya ini. Saya tertarik dengan hal tersebut dan saya bisa mengaplikasikannya dengan 'meutika tehne'. Begitu orang Yunani bilang tentang metode eksplor author saya ini. Tapi dalam kompleksitas taraf seperti ini sulit sekali menebak apa yang ada di pikiran orang-orang sekeliling ini. Jika saya katakan picik, tapi mereka mampu menimbang fenomena sekecil apapun dan mampu mencari kesalahan sekecil apapun, tentunya tanpa melihat kesalahan terbesar mereka. Inilah yang membuat saya bersukur tak henti-henti pada Tuhan karena saya merasa pola pikir saya tidak serumit ini dan sepicik ini.
Jika masalah ini dikaitkan dengan iman, bisa dikatakan warna mereka sebagian besar hitam, atau abu-abu jadi-jadian. Tidak ada kata tulus karena implus hitam akan menyebarkan warnanya. Jika begini saya hanya bisa mencari jalan keluar as soon as possible. Hppphhhfff...
Baiklah, kamu, kamu akan menolak pemikiran mengapa ada manusia yang melepaskan satu-satunya hal yang menjadikan mereka hidup atau mati, "keyakinan". Banyak orang tak ambil pusing atas hal ini. Karena sebagian besar dari mereka terlahir dengan dogmatis maka mereka tidak ingin mengambil risiko dari kerangka yang telah ditetapkan.
Dari hasil penelitian dan klasifikasi saya, adalah manusia yang ber-IQ > 133 yang mampu bergulat pada kalang-kalutnya fenomena di dunia ini ; mereka yang membaca banyak halaman; dan mereka yang sering berada dalam kesendirian. (kenapa tulisan ini jadi pake metode observatif -_-")
Kembali ke topik awal, Begini, sebagian dari orang-orang tersebut adalah orang-orang yang tidak mendapatkan rasa nyaman dari siapapun. Dia akan hidup dengan pernyataan liberalisasi sejadi-jadinya dari sisi ia sendiri. Tentu saja hal ini bersifat causalitas. Dan penyebab awalnya pun adalah karena kekecewaan atau kegagalan postulat yang menghardik mereka. Penyebab selanjutnya adalah didikan dini yang sangat minim dari tangan dingin seorang Ibu bijak.
Dan Faktanya adalah mereka tetap hidup dengan 'keren'nya dari prinsip tersebut.
Saya akui saya bukan manusia yang pantas untuk berkata ini-itu, atau lepas dari pandangan subjektif, atau juga dapat memberi alasan yang tepat tanpa hal-hal dogmatis di kepala saya ini.
Itulah kenapa saya bilang kompleksitas taraf tinggi dan kamu tidak dapat menjelaskannya kecuali kamu berada di tengah-tengahnya dan mampu merasakannya.
Yasudalahh, daripada pembicaraan ini juga semakin kompleks karena jadinya kemana-mana,, saya paparkan saja harapan saya ;
I wish I can graduate as soon as possible and useful to everyone so prove that I'm awesome as I think
Pagi yang dingin tapi matahari menampakkan dirinya loh..
Pagi ini saya berusaha merapihkan rencana saya, tapi saya menemukan banyak kendala di kepala saya. Saya berusaha mencari jalan keluar dan meyakinkan diri saya. Sembari menunggu adakah jalanNya yang cukup meyakinkan saya.., saya masih belum mempunyai keputusan akhir.
BeCoz I think there's no try, just do or do not..
Saya butuh masukan, saya butuh motivatorik, saya juga butuh realitas.
Sejenak pembanding ini teralih pada teman-teman seangkatan saya. Entahlah pemikiran mereka sangat-sangat berbeda jauh dengan saya. Haruskah saya menyalahi diri saya karena saya pikir saya salah melangkah. Saya pikir tidak sulit menyeragamkan visi, asal seseorang bisa menguasai emosi dirinya.
Entahlah, saya melihat ini semua dengan sangat kompleks, dan disatu sisi "tidak seharusnya demikian, merasa kasihan".
Kau tidak akan pernah mengerti ini. Seorang penulis terbaik sekalipun tidak mampu merasakan mengapa demikian tanpa terjun langsung di dalamnya.
Katakanlah saya sedikit tertarik pada psikologis manusia. Saat saya bertemu pertama kali dengan orang yang ada di hadapan saya, saya dapat menangkap getaran negatif atau positif dari seseorang, dan saya dapat menggolongkan manusia seperti apakah orang di hadapan saya ini. Saya tertarik dengan hal tersebut dan saya bisa mengaplikasikannya dengan 'meutika tehne'. Begitu orang Yunani bilang tentang metode eksplor author saya ini. Tapi dalam kompleksitas taraf seperti ini sulit sekali menebak apa yang ada di pikiran orang-orang sekeliling ini. Jika saya katakan picik, tapi mereka mampu menimbang fenomena sekecil apapun dan mampu mencari kesalahan sekecil apapun, tentunya tanpa melihat kesalahan terbesar mereka. Inilah yang membuat saya bersukur tak henti-henti pada Tuhan karena saya merasa pola pikir saya tidak serumit ini dan sepicik ini.
Jika masalah ini dikaitkan dengan iman, bisa dikatakan warna mereka sebagian besar hitam, atau abu-abu jadi-jadian. Tidak ada kata tulus karena implus hitam akan menyebarkan warnanya. Jika begini saya hanya bisa mencari jalan keluar as soon as possible. Hppphhhfff...
Baiklah, kamu, kamu akan menolak pemikiran mengapa ada manusia yang melepaskan satu-satunya hal yang menjadikan mereka hidup atau mati, "keyakinan". Banyak orang tak ambil pusing atas hal ini. Karena sebagian besar dari mereka terlahir dengan dogmatis maka mereka tidak ingin mengambil risiko dari kerangka yang telah ditetapkan.
Dari hasil penelitian dan klasifikasi saya, adalah manusia yang ber-IQ > 133 yang mampu bergulat pada kalang-kalutnya fenomena di dunia ini ; mereka yang membaca banyak halaman; dan mereka yang sering berada dalam kesendirian. (kenapa tulisan ini jadi pake metode observatif -_-")
Kembali ke topik awal, Begini, sebagian dari orang-orang tersebut adalah orang-orang yang tidak mendapatkan rasa nyaman dari siapapun. Dia akan hidup dengan pernyataan liberalisasi sejadi-jadinya dari sisi ia sendiri. Tentu saja hal ini bersifat causalitas. Dan penyebab awalnya pun adalah karena kekecewaan atau kegagalan postulat yang menghardik mereka. Penyebab selanjutnya adalah didikan dini yang sangat minim dari tangan dingin seorang Ibu bijak.
Dan Faktanya adalah mereka tetap hidup dengan 'keren'nya dari prinsip tersebut.
Saya akui saya bukan manusia yang pantas untuk berkata ini-itu, atau lepas dari pandangan subjektif, atau juga dapat memberi alasan yang tepat tanpa hal-hal dogmatis di kepala saya ini.
Itulah kenapa saya bilang kompleksitas taraf tinggi dan kamu tidak dapat menjelaskannya kecuali kamu berada di tengah-tengahnya dan mampu merasakannya.
Yasudalahh, daripada pembicaraan ini juga semakin kompleks karena jadinya kemana-mana,, saya paparkan saja harapan saya ;
I wish I can graduate as soon as possible and useful to everyone so prove that I'm awesome as I think
Jumat, 06 Agustus 2010
The Eclipse Spirit (~_^)
When we were five, they asked us what we wanted to be when we grew up. Our answers were things like astronaut, president, or in my case... princess.
When we were ten, they asked again and we answered -rockstar, cowboy, or in my case, gold medalist. But now that we've grown up, they want a serious answer. Well, how 'bout this: who the hell knows?!
This isn't time to make hard and fast decisions, it's time to make mistakes. Take the wrong train and get stuck somewhere chill. Fall in love -a lot. Major in Philosophy 'cause there's no way to make career out of that. Change your mind. Then change it again. Becoz nothing is permanent..
So make as many mistakes as you can. That way, someday, when they asked again what we want to be... we won't have to guess. we'll know.
So? This is the right time to make mistakes..
"Decisions, Decisions..."
When we were ten, they asked again and we answered -rockstar, cowboy, or in my case, gold medalist. But now that we've grown up, they want a serious answer. Well, how 'bout this: who the hell knows?!
This isn't time to make hard and fast decisions, it's time to make mistakes. Take the wrong train and get stuck somewhere chill. Fall in love -a lot. Major in Philosophy 'cause there's no way to make career out of that. Change your mind. Then change it again. Becoz nothing is permanent..
So make as many mistakes as you can. That way, someday, when they asked again what we want to be... we won't have to guess. we'll know.
So? This is the right time to make mistakes..
"Decisions, Decisions..."
Kamis, 05 Agustus 2010
Awakened
Hey puls, yeah you're there... Do something makes you remember yesterday?
That's I was here. Last night I awoke, like having flashback.. Thinking, would I get more and better for tomorrow?
In the morning I see my diary 'n every notes that was poured from my mind.
Again, again and again... Hopeless...
And you, yes you always dance in my mind...
I wanna make my body move...
Forget all of the fatigue, that disgust. Get a new role..
That's I was here. Last night I awoke, like having flashback.. Thinking, would I get more and better for tomorrow?
In the morning I see my diary 'n every notes that was poured from my mind.
Again, again and again... Hopeless...
And you, yes you always dance in my mind...
I wanna make my body move...
Forget all of the fatigue, that disgust. Get a new role..
Selasa, 03 Agustus 2010
Alone II
Hari ini bulan sudah berganti, dan saya masih tetap meratapi kesepian ini... Apa yang bisa saya lakukan untuk menit-menit yang telah saya habiskan ini?! Setiap orang melahap kesibukannya masing-masing. Many things to do, but I'm within the stagnation. Dan Saya boleh dijadikan saksi bisu mereka.
Kecepatan detik itu saya habiskan saja dengan membuka halaman demi halaman, mengagumi setiap insan ciptaan Roh Absolut, melihat fenomena kehidupan, lalu saya kembali menuju tempat tidur. Berfikir absurd, melemparkan harapan, mengutip pemikiran;
Jika ada kesempatan, bolehkah saya datang?!
Jika setelah ini saya tegak, bolehkah saya menoleh ke belakang?!
Jika yang tergantung di awan-awan itu sudah mengeksiskan dirinya, bolehkah saya menjemputnya?!
Hmm, saya simpan dulu ini semua. Tentunya ransel saya ini besar sekali untuk menampung semua yang tersimpan. Akan saya bawa kemana saya pergi. Maka saat kesempatan itu datang saya sudah memiliki persiapan. Mungkin saya belum memutuskannya karena saya sangat berhati-hati. But I won't to spend the seconds too long.
-Mario Teguh-
Kecepatan detik itu saya habiskan saja dengan membuka halaman demi halaman, mengagumi setiap insan ciptaan Roh Absolut, melihat fenomena kehidupan, lalu saya kembali menuju tempat tidur. Berfikir absurd, melemparkan harapan, mengutip pemikiran;
Jika ada kesempatan, bolehkah saya datang?!
Jika setelah ini saya tegak, bolehkah saya menoleh ke belakang?!
Jika yang tergantung di awan-awan itu sudah mengeksiskan dirinya, bolehkah saya menjemputnya?!
Hmm, saya simpan dulu ini semua. Tentunya ransel saya ini besar sekali untuk menampung semua yang tersimpan. Akan saya bawa kemana saya pergi. Maka saat kesempatan itu datang saya sudah memiliki persiapan. Mungkin saya belum memutuskannya karena saya sangat berhati-hati. But I won't to spend the seconds too long.
AKULAH PENENTU KEBESARAN HIDUPKU SENDIRI
-Mario Teguh-
Langganan:
Postingan (Atom)